Bermain tebak-tebakan, apa lagu yang paling sedih di dunia?
Bukan lagu cinta, lagu galau, ataupun lagi patah hati karena pacar memilih yang
lain. Kalau anda tidak tahu, berbahagialah, karena lagu paling sedih di dunia
adalah “Happy Birthday to Me”.
Tulisan ini bermula ketika saya menghadiri ibadah gereja
Minggu, 10 April 2016. Saat itu gereja saya sedang berulang tahun, sehingga ada
special performance dari beberapa pelayanan yang ada. Salah satu pelayanan yang
ditampilakn pada waktu itu adalah sebuah monolog yang menanyakan pertanyaan
diatas tadi.
Ketika saya mendengar pertanyaan ini, otak saya diajak
berpikir lebih dalam lagi. Apa yang dikatakan sang artis, bukan hanya sebuah
skrip. Meskipun jemaat yang lain tertawa, namun saya tahu, dibalik itu ada
makna yang sebenarnya sangat menyakitkan bagi beberapa orang.
Selama 27 tahun hidup saya, 7 tahun diantaranya saya
habiskan jauh dari orangtua dan sanak saudara. Saya perna mengalami harus
merayakan Xin Cia, Ulang Tahun, Natal, Lebaran, Tahun Baru, dan hal – hal lain
yang seharusnya menjadi momen berkumpulnya keluarga, tapi saya harus
menjalaninya sendiri di kota yang asing, tanpa ada yang saya kenal.
Saya beruntung, saat ini, saya tidak harus mengalami hal itu
lagi. Saya punya teman, perkumpulan, dan sahabat yang memiliki nasib yang
kurang lebih mirip – mirip dikit. Namun saya tahu betapa pedih dan sakit saat
harus menghadapi semua momen dalam kesendirian.
Mengutip salah satu buah pikiran dari Stephen King yang saya
kira cocok dalam masalah ini. “Alone. Yes,
that's the key word, the most awful word in the English tongue. Murder doesn't
hold a candle to it and hell is only a poor synonym.”
Saya rasa “alone” disini bukan hanya keadaan fisik saja,
dimana orang itu benar - benar sendiri
dalam suatu ruangan. Namun “alone” ini juga berarti keadaan hati dan
pikirannya, dimana meskipun dia berada di tempat yang ramai, ataupun memiliki
teman yang banyak, ada satu kekosongan dalam dirinya yang mungkin dirinya
sendiri tidak dapat menjelaskan apa yang salah dalam dirinya.
Mengambil contoh lain dari film yang mungkin semuanya sudah
pernah nonton, Ice Age: Dawn of The Dinosaur
, dimana Sid dan Diego mulai merasa tersisih ketika Manny sudah sibuk dengan
keluarga kecilnya sendiri. Diego berencana pergi dari kelompok mereka, dan Sid
berpikiran untuk memiliki keluarga sendiri. Ada satu dialog Sid yang menurut
saya cukup bisa menggambarkan keadaan rasa sendiri yang tidak mengenakan itu, “
I am a lone lonely loner.”
Berefleksi dari film tersebut, manusia pada dasarnya memang
makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Sayapun pernah menghabiskan
weekend saya di dalam kamar kos saja, sendirian, tanpa ada interaksi dengan
orang lain, kecuali saat saya harus membeli makanan keluar ataupun delivery.
Saat – saat seperti itu merupakan saat yang menyedihkan buat saya. Tidak ada
teman berbagi, bercerita, bercanda, ataupun berkeluh kesah.
Saya bukanlah orang yang berilmu dalam, ataupun paling
mengerti tentang keadaan jiwa seseorang. Namun saya yakin, kesendirian yang
dialami tiap – tiap orang itu menyakitkan. Dalam konteks apapun, keluarga,
teman, pasangan hidup, pernikahan, dan sebagainya, rasa kesendirian yang
dialami pasti sangat menekan.
Beruntunglah anda yang memiliki sahabat, teman, keluarga,
dan pasangan hidup yang menemani anda menjalani kehidupan ini. Jika anda tahu
ada orang yang berkutat dengan kesendirian, bantulah mereka, jadilah teman
mereka, dan ringankan sedikit penderitaan mereka. Saya yakin anda tidak perlu
berbuat banyak, cukup hadir dan ada untuk mereka.